Kajian Riyadhus Shalihin - 417. AYAT YANG BEGITU BERAT BAGI SAHABAT -RADHIYALLAAHU 'ANHUM - Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حَفِظَهُ اللهُ

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته بسم الله الرحمن الرحيم نحمده ونستغفره ونعوذب الله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له 

نشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأن محمد عبده ورسوله لا نبي بعده ونصلي ونسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين 


Hadirin yang Allah Muliakan الحمد لله kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah subhanahuwata'ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan dan Allah Limpahkan kepada kita khususnya nikmat ilmu dan nikmat iman yang Allah berikan kepada kita. Nikmat yang membuat semua akan berjalan dengan mudah karena ditolong oleh Allah subhanahuwata'ala. Maka bersyukurlah ketika kita diberikan kesempatan untuk itu dan hadirin yang Allah Muliakan. Selalu mintalah ilmu yang bermanfaat. اللهم انا نسألك علما نافعا ونعوذبك من علم لا ينفع. Ya Allah berikanlah kami ilmu yang bermanfaat dan lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat. 


Dan hadirin yang Allah Muliakan, jaga terus شهادتين kita. Jaga terus Tauhid kita kepada Allah dan komitmen kita kepada Nabi kita Sallallahu'alaihiwassalam dan perbanyaklah sholawat dan salam kepada Rosul kita, Nabi kita, sayyidina Muhammadin عليه الصلاة والسلام. Hadirin yang Allah Muliakan. Kembali bersama الامام النووي رحمه الله تعالى. Dan kita masuk ke hadits Abu Hurairah yang beliau masukkan. Hadits yang penting buat kita. Hadirin yang Allah Muliakan, kita langsung bersama hadits tersebut. Berkata Al-Imam An-Nawawi رحمه الله تعالى semoga Allah Merahmati beliau, keluarga beliau dan semoga Allah Merahmati seluruh kaum muslimin semoga Allah Menjaga bangsa dan tanah air kita آمين يارب العالمين. Beliau menyampaikan 



عن أبي هريرة، رضي الله عنه 


Dan dari Abu Hurairah Semoga Allah Meridhoi beliau 


قال‏: 


Abu Hurairah menyampaikan 


لما نزلت على رسول الله، صلى الله عليه وسلم 


Ketika sebuah ayat turun ke Rosulullah Sallallahu'alaihiwassalam. Ayat apakah itu? Ternyata ayat dalam sebuah atau dalam surat Al-Baqarah. Ayat yang sangat sangat populer hadirin sekalian. Dalam surat Al-Baqarah ayat ke 284. 


‏:‏ ‏{‏ لله ما في السموات وما في الأرض وإن تبدوا ما في أنفسكم أو تخفوه يحاسبكم به الله‏}‏ 


Lalu ayatnya ada kelanjutannya lagi 


فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 


Allah berfirman hadirin sekalian 


لله ما في السماوات وما في الأرض 


Dan hanya milik Allah lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Hanya milik Allah subhanahuwata'ala. Lalu Allah melanjutkan 


وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ 


Dan jika kalian memperlihatkan apa yang ada di dalam hati kalian atau kalian sembunyikan niscaya Allah subhanahuwata'ala akan menghisab kalian. Allah akan membuat perhitungan kalian tentang perbuatan tersebut. 


فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ 


Maka Allah akan mengampuni siapa yang Allah Kehendaki dan Allah menyiksa siapa yang Allah kehendaki. 


وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 


Dan Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu 


Hadirin yang Allah Muliakan, ketika ayat ini turun 


الآية ‏(‏‏(‏البقرة‏:‏283‏)‏‏)‏ أشتد ذلك على أصحاب رسول الله، صلى الله عليه وسلم 


Kata Abu Hurairah hadirin, ketika ayat ini turun. Ketika ayat ini turun maka para sahabat pun merasa berat jadi hal ini terasa berat. Berat banget Gitu lho. Mungkin ada kegalauan gitu. Bener-bener terasa berat. Itu dirasakan benar oleh para sahabat. Dan itu disampaikan langsung oleh Abu Hurairah. Begitu ayat ini turun para sahabat merasakan berat. 


Hadirin yang Allah Muliakan, kita lanjutkan 


، فأتوا رسول الله ، صلى الله عليه وسلم، 


Maka mereka mendatangi Rosulullah Sallallahu'alaihiwassalam. Terasa berat nih, maka mereka mendatangi Rosulullah Sallallahu'alaihiwassalam. 


ثم بركوا على الركب 


Lalu mereka berlutut seraya menyampaikan

فقالوا‏:‏ أي رسول الله كلفنا من الأعمال مانطيق‏:‏ 


Kita diberikan beban diberikan tugas, amal-amal yang bisa kita kerjakan. Yang sanggup kita kerjakan. 


الصلاة والجهاد والصيام والصدقة 


Seperti sholat, jihad, puasa dan sedekah. Itu tugas-tugas tersebut. Amalan-amalan itu sanggup kita kerjakan. Sholat الحمد لله kita sanggup kerjakan. Jihad الحمد لله kita sanggup kerjakan. Puasa الحمد لله kita sanggup kerjakan. Sedekah الحمد لله kita sanggup kerjakan 


، وقد أنزلت عليك هذه الآية ولا نطيقها‏.‏ 


Namun telah turun sebuah ayat kepada engkau wahai Rosul dan ayat ini ngga mampu kita kerjakan. Kita ngga sanggup kalau disuruh mengerjakan ayat ini. 


قال رسول الله، صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏ 


Hadirin yang Allah Muliakan, jadi kata para sahabat, sholat tuh kita الحمد لله sanggup. Puasa الحمد لله kita sanggup. Sedekah الحمد لله kita sanggup. Tapi ayat ini kita ngga sanggup. Ayat ini kita ngga sanggup. Apa maksudnya hadirin? Hh? Maksudnya apa? Apasih yang membuat para sahabat berat dan gelisah seperti itu? Emang ada itu ya? Jadi amalan apa di dalam ayat ini yang membuat mereka tuh sampe dateng ke Rosulullah Sallallahu'alaihiwassalam dan berlutut dihadapan Nabi Sallallahu'alaihiwassalam. Duduk di tumpuan lututnya, lutut mereka. Terus bilang ya Rosulullah kita nih bisa, sanggup puasa, sanggup sholat, sanggup jihad, sanggup sedekah tapi kita ngga sanggup yang kayak begini nih. Huh? Kira-kira apa hadirin? Beda sama kita ya. Kita udah baca ayat ini puluhan kali santai-santai aja gitu lho santai-santai aja kita nih. Apa ya pak ustadz ya? Kayaknya biasa -biasa aja masyaallah. Tapi mungkinkah kita lebih hebat dari para sahabat? Ini kan ayat kita baca. Dan sering kita baca. Sering kita dengarkan. Tapi pernahkah kita merasakan apa yang dirasakan para sahabat. Para sahabat ngga nunggu puluhan kali baca ayat ini lho. Begitu diturunkan langsung perasaan itu muncul di dalam hati mereka. Kita udah ratusan kali baca denger santai aja. Ga ada beban. Oh ada masalah ya pak ustadz? Lho kok ada masalah ya.. emang beda maqom hadirin. Emang mereka itu bener-bener generasi yang beriman dan takut kepada رب العالمين. Orang-orang yang bener-bener beramal, beribadah dan memikirkan akhirat. Apa kira-kira hadirin? Apa sih yang jadi masalah bagi mereka dalam ayat ini? Jama'ah sekalian. Maksud mereka di penggalan yang mana? 


وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ 


Itu yang jadi masalah. Itu yang jadi bener-bener berat bagi mereka. "Dan jika kalian perlihatkan apa yang ada di dalam hati kalian, jiwa kalian atau kalian sembunyikan niscaya Allah akan hisab semuanya." Ulama mengatakan وهذه شديدة عليهم "Ini beratnya minta ampun bagi mereka." Kenapa? لا أحد يطيق أن يمنع نفسه عما تحدثه به من الأمور التي لو حوسب عليها لهلك "siapa diantara kita yang bisa mencegah hatinya atau jiwanya untuk bicara tentang hal-hal, perkara-perkara kalau dihisab kita hancur hadirin. Siapa diantara kita bisa mencegah diri kita atau jiwa kita atau hati kita ketika ngelantur gitu lho. Tapi hanya sebatas bisikan-bisikan jiwa. Mikir kemana-mana nerawang kemana-mana. Kalau kita disuruh tidak mengungkapkan. Kalau mengungkapkan dihisab. Tapi kalau اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ. اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ. Atau kalian sembunyikan Allah akan buat perhitungan. Allah akan hisab jama'ah. Kenapa demikian? Karena di dalam jiwa kita di dalam hati kita ini banyak pembicaraan. Bahkan bisa jadi tanpa batas lho. Dan siapa lagi kalau bukan bisikan dari syaithon yang bermain bersama hawa nafsu kata para ulama syaithon akan datang ... (Bahasa Arab ada yang tidak terketik) "syaithon tuh akan datang ke hati kita, ke hati manusia lalu dia akan bisikkan hal-hal yang munkar." Dan bukan 1-2 dan bukan kemungkaran kecil-kecil saja. Kemungkaran kemungkaran besar. Kata para ulama "nanti syaithon akan bicara tentang diri kita." Nanti syaithon akan berbicara tentang uang, tentang harta. Tentang status. Tentang ambisi-ambisi. Nanti bicara tentang maksiat A, maksiat B, maksiat C. Macem-macem. Macem-macem. Ingin itu ingin ini. Yang kalau itu kita hancur. Ketika ada, ketika kita kecewa sama seseorang atau merasa disakiti seseorang udah macem-macem yang ada di pikiran. Kata syaithon, kamu gini aja. Kamu gini, kamu pingin ini. 


Atau sebaliknya ketika menyukai seseorang itu bisa dibawa ke yang haram sama si syaithon tuh. Jadi ketika kita benci seseorang melampaui batas, pokoknya macem-macem lah dalam diri. Ketika kita suka sama seseorang dan itu ga halal buat kita. Udah pingin ngobrol, pingin curhat, pingin bla bla bla bla. Itu semua dibisikin hadirin. Semuanya. "Seringkali ngga ada batas udah" ga ada batas. Kan begitu. Ketika kita misalnya ngga sengaja melihat wanita yang cantik atau sebaliknya akhwat ngeliat laki-laki yang membuat terpesona macem-macem pikirannya. Nah itu gimana jama'ah? Itu yang ditakutkan para sahabat. Itu yang dikhawatirkan para sahabat. Terus ngeliat temen kita atau misalnya temen SMA kita, temen kuliah kita padahal dulu tuh dibawah kita. Ngga pernah bagus prestasinya, nilainya. Tiba-tiba sekarang lebih sukses daripada kita. Syaithon main lagi disini. Mulai dari hasad. Kok dia bisa begitu sih? Jangan-jangan dia nyogok lagi? Gua tau kemampuan dia ga begitu. Terus itu siapa yang bisa cegah itu? Itu yang dipikirkan para sahabat. 


لا أحد يطيق أن يمنع نفسه 


Siapa yang bisa mencegah dirinya atau jiwanya atau jiwanya mikir macem-macem? Bicara macem-macem. Dalam diri ya. Kalau ngga mengungkapkan. Kalau poinnya adalah mengungkapkan banyak yang bisa. Udah diem aja. Tapi kalau udah main jiwa. Main diri. Main hati. Siapa yang bisa? Itu yang dimaksud mereka. Dan kita santai-santai aja? 


Bagi mereka ini tuh lebih berat daripada sholat. Lebih berat daripada puasa. Puasa dalam arti, Sholat ya dalam arti gerakan dan bacaan. Sama kayak sholat, siapa yang bisa bener-bener cegah jangan ada pembicaraan yang masuk ketika kita sholat. Itu kan susahnya setengah mati kecuali ditolong oleh Allahsubhanahuwata'ala. Ya mikir inilah, mikir itulah. Pas sholat tuh. 


Sedangkan Allah mengatakan اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ "jika kalian ungkapkan atau kalian sembunyikan dihisab sama Allah subhanahuwata'ala" dihisab. Lihat ya betapa dalamnya ilmu dan iman mereka dan betapa cetek dan pangkalnya ilmu dan iman kita. Kita biasa aja. Ga ada beda. Kayak ga ada masalah apa-apa. Itu jadi para sahabat udah ketakutan kita mah santai-santai aja. Ini para sahabat yang khawatir hadirin. Para sahabat yang perjuangannya sudah terbukti. Infak sedekahnya sudah terbukti. Sholatnya sudah terbukti. Puasanya sudah terbukti. Sabar ya dalam menghadapi celaan, cacian bahkan siksaan sudah terbukti. Mereka khawatir. اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ sedangkan kita yang masih belum terbukti disana sini? Santai-santai aja. Dan santai-santainya kita menunjukkan bahwa memang kita masih jauh dari mereka. Pernah ga sih kita mikir gitu? 


Ketika hati kita lagi aneh-aneh nih? Ini dihisab, ini dihisab. Ini dihisab. Ini dihisab. Sebagaimana yang dikhawatirkan para sahabat. Itu yang ditakutkan. Jelas ya hadirin sekalian? Lalu apa respon Nabi Sallallahu'alaihiwassalam? Rosulullah Sallallahu'alaihiwassalam menjawab 


”‏أتريدون أن تقولوا كما قال‏:‏ أهل الكتابين من قبلكم‏:‏ 


Apakah kalian ingin mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh dua Ahlul kitab atau pengikut dua kitab suci sebelum kalian? Ketika mereka mengatakan 


سمعنا وعلينا 


kami dengar dan kami maksiati. Nah itu. Kami dengar lalu kami maksiati. Apakah kalian mau seperti mereka? Kata Nabi Sallallahu'alaihiwassalam. Jadi simple aja Nabi Sallallahu'alaihiwassalam. Kalian mau seperti mereka? 


بل قولوا‏:‏ سمعنا وأطعنا غفرانك ربنا وإليك المصير‏”‏ 


Nabi Sallallahu'alaihiwassalam mengatakan "yang bener nih ucapkanlah سمعنا واطعنا غرانك وإياك المصير" kami dengar dan kami taat. غفرانك Ya Allah kami mohon ampunanmu. Wahai Rabb kami. وإليك المصير dan kepadaMulah kami akan kembali. Jadi kata Nabi Sallallahu'alaihiwassalam. Yang harus kalian lakukan adalah سمعنا واطعنا. Kami dengar dan kami taat. غفرانك ربنا ampunilah kami wahai Rabb kami. وإليك المصير dan hanya kepada angkatlah tempat kembali. Jadi hadirin yang Allah Muliakan. 


Lihat bagaimana Nabi Sallallahu'alaihiwassalam mendidik para sahabatnya. Kata Nabi Sallallahu'alaihiwassalam, ngga usah terlalu jauh dulu. Tapi respon dulu سمعنا واطعنا kan Allah udah Firmankan nih سمعنا واطعنا. Jadi jangan bilang ga mampu nih. Aduh gabisa. Jangan jangan bilang kesana. Respon dulu سمعنا واطعنا. سمعنا واطعنا. Jadi hadirin yang Allah Muliakan. Jangan bilang kami dengar lalu kami ngga sanggup lalu kami maksiati, jangan. Kami dengar. Tapi kami ngga sanggup jadi kami langgar. Jangan jangan bilang gitu. Dan jangan ke arah sana. Tapi orang beriman tuh سمعنا واطعنا. Jangan bilang kami ngga sanggup. Berusaha dengar dan patuh dulu. Gitu. Jangan dari awal "Udah ngga sanggup". Coba dulu lalu minta ampun kalau ada salah. غفرانك ربنا. Ya Allah Ampuni saya kalau saya salah. وإليك المصير. Dan hanya kepada engkau kami kembali. Gitu hadirin. Jadi tunjukkan kesetiaan, loyalitas dan komitmen dulu kepada Allah. Lalu yang kurang-kurang minta ampun. Dan kita harus buat statement bahwa memang kita akan kembali kepada Allah. Itu jama'ah sekalian. Ayo jangan dikit-dikit aduh ngga bisa. Oh ngga bisa. Masih ingat ketika Nabi Musa meminta pengikutnya masuk ke Palestina dan mereka gamau? Karena penduduknya kuat-kuat dan langsung bilang gabisa. 


Kan dikit-dikit udah mundur aja jama'ah. Padahal jelas Nabi Musa suruh masuk ke Baitul maqdis dan Allah jelaskan cerita itu dalam Al-Maidah ayat 21, 22 


يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ 


Nabi Musa يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ "Wahai kaumku masuklah ke tanah yang disucikan (baitul maqdis). الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ. Ya Allah Tetapkan untuk kalian وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ. Dan jangan kalian mundur dan kembali ke belakang فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ maka kalian akan rugi."  


Ketemu ayatnya? Ayat ke 21, 22. Disuruh masuk ke Baitul Maqdis. Ini perintah. يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ. Wahai kaumku masuk! Masuklah ke Baitul Maqdis yang telah Allah tetapkan untuk kalian dan jangan kalian kembali ke belakang. Nanti kalian rugi. Apa respon mereka? Lihat nih.. 


قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِنَّ فِيْهَا قَوْمًا جَبَّارِيْنَۖ 


"Wahai Musa" mereka bilang nih "Wahai Musa di dalam sana itu ada kaum yang sangat-sangat hebat dan kuat." Nah itu langsung kan. Langsung pake logika. 


وَاِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَا حَتّٰى يَخْرُجُوْا مِنْهَاۚ 


"Dan kita ngga akan masuk ke sana sampai mereka keluar dulu dari sana" 


فَاِنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَا فَاِنَّا دٰخِلُوْنَ 


"Dan kalau mereka keluar baru kita akan masuk." Gitu. Ngga-ngga-ngga itu musuh yang berat nggamau-nggamau-nggamau-nggamau. Mereka keluar dulu baru kita masuk. Nah itu. Ha ini pelajaran bagi kita hadirin. Jadi kalau kita berhadapan dengan perintah, larangan atau apa yang Allah tetapkan dari takdir, jalanin dulu. Udah سمعنا واطعنا. Asal kita berada di jalan yang lurus. Jangan dari awal. Aduh aku ngga sanggup. Aku ngga bisa. Itu yang diajarkan Nabi Sallallahu'alaihiwassalam. Walaupun berat. Ini kan berat. Emang sahabat رضي الله عنهم kan bukan orang yang ngasal hadirin. Tapi begitu Allah Firmankan maka jalankan! Karena Allah yang lebih tau. Allah yang lebih tau kekuatan kita dibanding kita sendiri. Kan begitu. Jangankan kekuatan fisik. Kekuatan fisik kita emang kita tau kekuatan fisik kita? Alat banyak alat lebih tau daripada kita. Emang sekarang nih kita tau saturasi kita berapa? Apakah 96-97-98-99? Kita ngga tau. Tensi kita emang kita tahu sekarang? Ngga tau juga. Kadar gula nih? Detik ini kita tau kadar gula kita berapa? Kita nih banyak ga taunya tentang diri kita hadirin. 


Nah Allah Maha Tahu maka ketika Allah sudah tetapkan. Allah perintahkan udah direspon positif dulu aja nanti kalau ada salah-salah minta ampun sama Allah غفرانك ربنا. Jangan dari awal udah kita ngga bisa nih. Jangan. Ah ngga sanggup ngga sanggup ngga sanggup. Lho? Aku ngga sanggup menjalani kehidupan seperti ini. Lho belum dijalananin kok udah bilang ngga sanggup? Kan begitu hadirin. Dan ada hal yang sangat menarik. Coba kita lihat ayat ini lagi? Al-Baqarah ayat 284. Lihat kan? لله ما في السماوات وما في الأرض dan hanya milik Allah lah yang ada di langit dan apa yang ada di. 


Baru masuk وإن تبدوا ما في أنفسكم أو تخفوه يحاسبكم به الله. Lihat bagaimana keterangan sebagian ulama tafsir seperti Al-Imam As-Sa'di. هذا إخبار من الله أنه له ما في السماوات وما في الأرض ini sebuah berita dari Allah bahwa milik Allah lah yang ada di langit dan seluruh yang ada di bumi semuanya, hamba-hambaNya. Rizki mereka, maslahat dunia dan akhirat mereka. Itu di tangan Allah. Hamba, kita ini hanya hamba kata para ulama. لا يملكون لأنفسهم ضرا ولا نفعا yang ngga bisa memberikan manfaat dan mudhorot pada diri kita sendiri. Yang ngga bisa menentukan kehidupan kita dan kematian kita. Kecuali dengan pertolongan dan taufik dari Allah subhanahuwata'ala. Jadi ayat ini penggalan ini disampaikan oleh Allah bersamaan dengan statement yang jelas dari Allah bahwa ini punya Allah semua. Memang kalian ga sanggup kecuali ditolong sama Allah. Kalian ngga akan bisa. Ga bisa apa-apa kok. Kecuali Allah bantu, Allah tolong dan Allah kasih taufik. Nah kalau kondisinya seperti ini, begitu dapet ayat begitu dapet ketetapan. Begitu dapet ketentuan. Begitu dapet perintah, udah سمعنا واطعنا dulu. Loh memang kalian gabisa apa-apa. لله ما في السماوات وما في الأرض "yang ada di langit dan yang ada di bumi ini semua milik Allah." Lalu Allah tutup ayat ini dengan firmannya. "Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu" apa susahnya Allah buat kalian itu sanggup melewati hal yang sebelumnya kalian pikir kalian ga bisa. Allah على كل شيء قدير Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. 


Apa susahnya? Tapi diterima dulu. Dijalani dulu dengan sabar. Semua perintah Allah dijalankan semua larangan Allah itu dihindari semampu kita. Sesuai dengan upaya kita maksimal. Begitu ada kekeliruan غفرانك ربنا minta ampun sama Allah. Tapi semangat dulu iya dulu. سمعنا واطعنا dulu. Dan kita yakin Allah على كل شيء قدير. Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Itu hal yang penting. Ini Tarbiyah yang besar dari Nabi kita Sallallahu'alaihiwassalam. Itu jangan seperti umat-umat sebelum kita yang ketika suruh masuk oh gabisa قوما جبارين. Itu ada orang-orang yang hebat-hebat. Ngga kita ngga mau. Lho masuk dulu nanti Allah kasih pertolongan. 


Emangnya Allah ngga ngerti apa siapa disana? Emangnya Allah subhanahuwata'ala ngga tau seberapa kekuatan mereka? Emangnya Allah akan membiarkan orang-orang beriman hancur? Engga kan? Dan terbukti Allah tolong, Allah tolong. Allah tolong. Yaudah masuk aja. Gamau mereka. Nah sama kayak kita. Emangnya kita ga pernah ditolong sama Allah? Setiap hari kita ditolong. Trus begitu ada perintah, ada larangan, yang clear yang jelas. Lho kok? Cara berfikirnya kayak orang yang ga pernah ditolong sama Allah? Ketika ada musibah. Kenapa cara berfikir kita seperti orang yang ngga pernah ditolong sama Allah? 


Wong Allah tolong kita terus kok. Dari kecil. Dari remaja. Allah.. Kita ditolong, kita ditolong, kita ditolong. Kita ditolong. Yaudah سمعنا واطعنا jalanin. Allah suruh apa? Sabar? Sabar. Allah suruh Ridho? Ya Ridho. Allah suruh berobat? Berobat! Allah suruh jaga jarak? Jaga jarak! فر من المجذوم فرارك من الأسد. Nabi Sallallahu'alaihiwassalam mengatakan "menjauhlah dari orang yang kena penyakit menular sebagaimana engkau menjauh dari seekor singa" yaudah. Jalanin dulu aja. Nanti Allah kasih pertolongan بإذن الله 


لله ما في السماوات وما في الأرض 


Lalu penutupannya والله على كل شيء قدير "Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu" ini yang bisa disampaikan semoga bermanfaat. Akhirnya hadirin terakhir. Kita kembali ke hadits tersebut. 


فلما اقترأها القوم 


Dan ketika para sahabat. Dan ketika para sahabat menerima dan tunduk 


وذلت بها ألسنتهم؛ 


Dan lisan mereka merendah. Tawadhu. Tunduk. Mereka merubah respon mereka sebagaimana yang diajarkan Nabi Sallallahu'alaihiwassalam. سمعنا واطعنا غرانك ربنا وإليك المصير. Begitu mereka tunduk. Begitu mereka mengucapkan سمعنا واطعنا. Maka Allah turunkan ayat. Allah turunkan ayat. Allah turunkan ayat. Apa ayat itu? Dan apa dampaknya? Insyaallah kita akan bahas di pertemuan yang akan datang insyaallahuta'ala. Ini yang bisa disampaikan Jazakallahu khairan. Tidak ada sesi tanya jawab وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ربنا تقبل منا اللهم انا نسألك علما نافعا ونعوذبك من علم لا ينفع السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Comments

Popular posts from this blog

Kajian Riyadhus Shalihin - 1. Karya yang Mengubah Dunia - Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حَفِظَهُ اللهُ

Kajian Riyadhus Shalihin - 415. 3 Bukti Keimanan - Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حَفِظَهُ اللهُ

Kajian Riyadhus Shalihin - 376. Musibah Terbesar - Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حَفِظَهُ اللهُ